Pemerintahan Setengah Negeri Setengah Swasta

pemerintahan setengah negeri setengah swasta
Pemerintahan Setengah Negeri Setengah Swasta. Saya bukanlah ahli di bidang pemerintahan dan juga sama sekali tidak punya background masalah tata Negara. Saya hanya ingin mengungkapkan sebuah pemikiran yang menurut saya sendiri adalah bak mimpi di siang bolong he...

Saya tidak mengatakan bahwa pemerintahan yang sekarang itu jelek, sebab kalau saya jadi (aparat) bagian dari pemerintahpun nggak bakalan mampu, karena mampunya cuma “angon dan ngarit suket gawe wedus “ he… (menggembala dan cari rumput buat kambing: red).

Seringkali kita temui ketidak efisienan dan ketidakefektifan di kelembagaan pemerintahan mulai dari tingkat desa hingga tingkat pusat. Buktinya seringkali kita melihat mereka santai baca Koran, sms an,dan main catur he… Yang paling menjengkelkan adalah di saat kita butuh, mereka sudah kabur pulang atau kelayapan entah kemana padahal masih jam kerja kantor.

Mengapa hal – hal tersebut di atas bisa terjadi ? Menurut catatan buku saya yang "Tanpa Judul”, bahwa semua itu terjadi karena mereka tidak mempunyai “motivasi kerja” dan "loyalitas kerja" yang sebenarnya. Jadi bukan masalah kurang gaji, sebab di gaji tinggipun mereka akan tetap seperti itu, karena motivasi ini terkait dengan moral, tanggung jawab, dll.

Paling tidak ada 2 (dua) esensi pokok yang harus digaris bawahi kenapa motivasi dan loyalitas kerja mereka kendor  sehingga produktifitas kerjanya minim:

SANKSI. Sanksi, peringatan atau hukuman bagi mereka yang klemar – klemer suka dolan dan yang melakukan pelanggaran kurang cepat dan keras karena berbagai alasan. Seringkah anda melihat pegawai negeri di pecat gara – gara mangkir dan lain - lain ? Paling – paling di mutasi per bagian atau di mutasi antar kelembagaan. 
Padahal di luar sana yang mimpi ingin jadi pegawai negeri juga masih banyak. Tapi coba sekarang bandingkan dengan pegawai swasta yang mangkir, begitu setelah di kasih peringatan masih bandel ya langsung di buang / di pecat.

GAJI BULANAN. Model gaji seperti ini kalau fungsi controlling dari atasan kendor akan menina bobokkan pegawai. Sebab mereka akan beranggapan bahwa yang baca Koran,main catur dan kelayapan gajinya sama kok dengan yang kerja serius untuk masyarakat. Kiro – kiro yo ngono iku ! (Kira - kira begitu :Red)

Karena berbagai alasan di atas itulah kiranya perlu di bikin model pemerintahan yang setengah Negeri setengah Swasta, Lho kok? Iya… untuk memperbaiki itu semua harus ada perubahan system. Bapak – bapak para ahli yang bikin system dan tehniknya, saya Cuma bisa ngoceh yang nggak jelas saja.

PSNSS (Pemerintahan Setengah Negeri Setengah Swasta) lebih cenderung kearah orientasi profit / laba dengan tanpa meninggalkan fungsi ke pemerintahannya sebagai pengatur, pelayan dan pelindung masyarakat. Bukankah pembangunan bangsa ini hal yang paling utama adalah masalah ekonomi, hukum dan moral.

Jadi sebaiknya semua kelembagaan dari tingkat desa hingga provinsi harus mempunyai pendapatan sendiri – sendiri untuk menggaji pegawainya dengan tetap dengan tidak meninggalkan segala fasilitas dan kewajiban dari pemerintah pusat.

Adapun Sistem Gaji Pegawai Dalam Pemerintahan Setengah Negeri Setengah Swasta gambarannya kira – kira seperti ini:

Masyarakat tetap bebas melakukan usaha atau bisnis apapun sesuai dengan keinginan pribadi masing - masing. Dan Masyarakat bebas menjual produk yang dihasilkannya. Bisa dipasarkan melalui pemerintah atau dipasarkan sendiri.

Pemerintah dari tingkat desa sampai dengan propinsi harus melihat dengan jeli, kira - kira barang atau jasa apa yang bisa di kembangkan di wilayahnya masing - masing.

Pemerintah harus memfasilitasi dari potensi masyarakat yang ada, baik dari sisi manajemen, permodalan, tehnik, pemasaran,  dll.

Pemerintah harus memasarkan produk dari potensi masyarakat ke lintas desa, kecamatan, kabupaten, propinsi bahkan ke luar negeri. Bukankah pemerintah sangat punya power untuk melakukan itu.

Gaji bulanan pegawai tetap diberikan, tapi jumlahnya harus dibuat seminimal mungkin, sebatas untuk keperluan hidup sehari - hari saja. Dan tetap mendapatkan dana pensiun tentunya.

Keuntungan dari hasil penjualan produk atau memasarkan produk masyarakat itulah yang digunakan untuk menambah gaji pegawai pemerintah di masing -masing tingkat pemerintahan.

Jadi, seorang pegawai negeri tidak akan dapat penghasilan besar bila hanya berpangku tangan dan kelayapan. Mereka akan mendapatkan gaji besar bila dapat membantu memasarkan produk masyarakat dilingkungannya.

Dengan model seperti itu banyak hal yang di dapat:

Roda ekonomi dan kesejahteraan masyarakat akan semakin baik sebab mereka semuanya bekerja.

Motifasi dan loyalitas pegawai pemerintah akan semakin meningkat dan efektif, sebab mereka tidak akan dapat gaji yang memadai kalau mereka hanya kelayapan, sms an dan main catur doank.

Anggaran pemerintah untuk bayar gaji pegawai akan jauh lebih kecil, sebab mereka sudah bisa menggaji dirinya sendiri. Dan untuk menggerakkan ekonomi masyarakat, berkurangnya anggaran gaji bisa di alokasikan untuk menambah modal masyarakat.

Demikian kira - kira gambaran pemikiran saya di siang bolong he.... Buah pikiran ini hanya sekedar celoteh penulis yang harus di ekspresikan, sebab kalau tidak malah jadi bisul.

Semoga bermanfaat.

Related Post

2 komentar: